![]() |
#MerdekaProdukIndonesia |
Internet dan
penggunaannya
Saya lahir di tahun 1980an dan
menikmati masa tumbuh kembang sebagai generasi 90an, jaman itu seru sekali
karena isinya cuma belajar dan bermain. Belum banyak hiburan seperti saat ini,
saya ingat betul waktu itu masih suka melakukan korespondesi dengan sahabat
pena untuk tahu apa saja yang terjadi di dunia luar sana. Di jaman sekarang semua informasi didapatkan
dengan cara yang mudah melalui internet. Saya mengenal internet di tahun 2003,
jaman SMA tepatnya tetapi waktu itu pemakaian internet belum intens. Dengan meluasnya jaringan internet
semakin banyak masyarakat yang melek informasi. Menurut data Kementerian
Komunikasi dan Informatika, pengguna Internet Indonesia sudah menyentuh 112
juta orang dan menduduki peringkat ke enam dunia. Chatting dan social media
merupakan penggunaan internet terbesar di masyarakat Indonesia, selanjutnya
dimanfaatkan untuk melihat harga produk,
mencari informasi lowongan pekerjaan, melakukan pembelian online dan melakukan
transakasi perbankan.
E-commerce di
Indonesia
Saat ini kita sudah tidak
asing dengan istilah perdagangan online
atau e-commerce. Perdagangan online ini memberikan banyak keuntungan
bagi pihak pembeli maupun penjual. Secara garis besar e-commerce ini dibagi menjadi dua jenis yaitu martketspace dan marketplace.
Marketspace lebih umum dikenal
sebagai toko online yang hanya melibatkan penjual dan pembeli
sedangkan marketplace memfasilitasi
banyak penjual yang menjual bermacam-macam komoditas. Saya kemudian melakukan
survei kecil-kecilan, responden yang saya pilih memiliki rentang usia 20-40
tahun dan rata-rata berlatang belakang pendidikan diploma/sarjana. Saya memilih
rentang usia 20-40 tahun karena usia tersebut adalah usia produktif konsumsi
internet. Ternyata 9 dari 10 responden suka berbelanja online dengan frekuensi
paling sedikit satu kali dalam sebulan.
“Alasan yang paling banyak dilontarkan adalah dikarenakan harga
produk yang murah, sedang masa promo, banyak diskon, tidak perlu tawar-menawar harga, praktis,
puas memilih bermacam-macam produk hingga alasan ingin mendapatkan barang yang
unik.”
Adapun kebanyakan barang yang dibeli
adalah produk fashion dan keperluan rumah tangga. Dari survei tersebut dapat disimpulkan
bahwa sebagian masyarakat sudah terbiasa dengan
belanja online karena memiliki banyak kelebihan.
Jika kita perhatikan banyak
masyarakat beralih dari belanja konvensional menjadi online dikarenakan harga barang yang lebih murah untuk beberapa
produk tertentu seperti barang fashion atau keperluan rumah tangga. Masalahnya
kemudian bagaimana harga barang di pasar online bisa murah? Hal tersebut dikarenakan
kebanyakan produk yang dijual lewat online
adalah barang impor. Berdasarkan pengakuan dari sebuah marketplace online, Menteri Perdagangan Enggartiasto
Lukita
menyatakan bahwa produk e-commerce
didominasi 90 persen dari impor, hanya 10 persen produk domestik. Terkait hal tersebut saya berada di antara rasa senang dan sedih, senang karena daya beli masyarakat semakin
naik tetapi di satu sisi sedih karena produk luar masih menjajah konsumen dalam
negeri. Jika produk dalam negeri tidak banyak digunakan oleh masyarakat tentu
produksinya akan menurun yang berarti tenaga kerja akan berkurang. Hal tersebut
akan menyebabkan dampak yang sangat luas terutama pada sektor ekonomi.
Barang Impor yang
murah
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor barang
konsumsi naik 14,7 persen dari 12,4 miliar dolar AS di 2016 menjadi 14,2 miliar
dolar AS di 2017. Jika dibandingkan pada Januari 2017, pada Januari 2018 ada
kenaikan impor 32,98 persen atau senilai 335,4 juta dolar AS. Pasar e-commerce masih didominasi oleh barang
impor karena masyarakat sendiri masih menginginkan barang berkualitas dengan
harga murah. Negara asal barang impor dapat menekan harga karena memangkas
biaya pengadaan komponen barang dan logistik. Oleh negara asal barang impor
biaya logistik langsung dimasukkan dalam harga barang sehingga ongkos kirim
murah seolah konsumen tidak dikenakan biaya pengiriman.
Kelemahan barang
lokal
Sebetulnya apakah barang
produksi dalam negeri itu tidak bagus? Dalam lima tahun terakhir ini
produk-produk dalam negeri mulai bangkit tetapi masih ditemukan beberapa
kendala dalam pemasarannya. Kendala yang sangat berarti adalah mengenai
pengemasan produk. Banyak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang belum memahami
pentingnya pengemasan yang menarik untuk sebuah produk. Di samping itu faktor
kekurangtahuan UKM akan pemasaran melalui online
membuat banyak produk UKM belum terserap oleh konsumen. Pemerintah tentunya akan membantu produksi lokal bangkit, salah satunya dengan menargetkan sebanyak 8 juta UMKM akan "go online" di 2019. Pemerintah juga akan
melakukan standardisasi kepada beberapa UMKM dengan begitu produk lokal juga
akan mempunyai kualitas yang baik.
Munculnya Qlapa
Market
Saya sendiri adalah pecinta segala sesuatu
yang berbau tradisional, rasanya bangga ketika bisa menggunakan produk dalam negeri khususnya yang unik. Semasa kuliah di Yogyakarta saya senang sekali
mengunjungi Pasar Beringharjo. Setiap kali ke sana bukan batik atau oleh-oleh
makanan yang saya cari melainkan produk-produk unik seperti tas anyaman, sandal
kayu, dekorasi rumah dengan nuansa etnik dan lainnya. Sekarang dengan ritme
pekerjaan yang padat tentu saja saya tidak bisa sering-sering main ke sana. Pengalaman
pencarian produk unik online menggiring
saya ke Qlapa.com. Begitu masuk ke websitenya mata saya langsung dimanjakan
dengan barang-barang yang unik dan cantik. Qlapa.com
adalah sebuah website penjualan online yang berbeda dengan yang lain
dikarenakan 3 (tiga) hal berikut:
1. Qlapa.com adalah rumahnya
produk handmade Indonesia.
2. Qlapa.com adalah tempat
menemukan produk bernilai untuk berbagai hal: hadiah, koleksi, dan lifestyle.
3. Qlapa.com merupakan pusatnya
produk handmade pilihan yang
terkurasi.
Barang yang ditawarkan di Qlapa mulai dari barang fashion pria dan wanita, peralatan rumah
dan dekorasi, gadget dan peralatan,
produk perawatan dan kecantikan hingga paket hadiah. Qlapa terus berupaya melawan derasnya produk impor dengan
menyuguhkan produk lokal yang
berkualitas.
![]() |
Akses Qlapa.com via smartphone |
Pengalaman
berbelanja di Qlapa Market
Saya sering melakukan
pembelian kosmetik dan perawatan tubuh online.
Biasanya saya membeli produk perawatan tubuh dari online shop tertentu, kualitas produknya bagus tetapi saya melihat beberapa
kemasan produk kurang menarik. Kemudian saya mencoba membeli produk perawatan
dari Qlapa.com, kali ini adalah pembersih
muka merk Humprey. Produk yang saya
beli sama sekali tidak mengecewakan, produk dikemas cantik bahkan kalau
dibilang tidak kalah dengan produk perawatan serupa dari luar. Kualitas
pembersih muka tersebut juga sangat bagus, harga yang ditawarkan juga tidak
terlalu mahal. Kita juga bisa membeli hadiah untuk seseorang yang spesial
melalui Qlapa.com. Pokoknya praktis,
lewat Qlapa kita akan mendapatkan
produk-produk lokal yang berkualitas.
Tips Merdeka Produk
Lokal
1.
Percaya diri
menggunakan barang lokal
Siapa penggemar drama Korea?
Saya kagum dengan orang Korea yang begitu bangga menggunakan produk mereka
sendiri. Bisa dilihat dalam beberapa adegan drama digunakan barang-barang asli
korea yang bahkan mereknya sudah mendunia mulai dari kosmetik, telepon selular
hingga kendaraan bermotor. Mereka sangat pandai dalam mempromosikan barang
lewat drama yang segmen pemirsanya luas. Jika cara promosi tersebut juga diterapkan terhadap produk lokal kita tentunya citra produk lokal akan semakin meningkat. Pada prinsipnya kita harus percaya
diri memakai barang produksi dalam negeri.
2.
Branding diri dengan produk
lokal
Level selanjutnya setelah
percaya diri adalah membranding diri
dengan produk lokal. Mulailah menggunakan produk lokal dalam keseharian
misalkan dalam penggunaan fashion items
( jam tangan, baju, sepatu dan tas). Selanjutnya gunakan media sosial untuk
mempromosikan branding kita akan
produk lokal tersebut.
3.
Mengalihkan
penggunaan produk impor ke produk lokal secara bertahap
Hal ini dapat dicontohkan dengan
mengalihkan penggunaan produk perawatan dan kecantikan yang biasanya berupa
produk impor dengan produk lokal kemudian perlahan kita ganti penggunaan produk
impor lainnya.
Nah, jika produk-produk lokal
digemari tentu akan membangkitkan Usaha Kecil dan Menengah yang berarti akan ada penyerapan tenaga kerja
dan tentunya membuat masyarakat lebih sejahtera. 73 tahun Indonesia merdeka sudah
seharusnya produk-produk lokal berjaya, hal ini akan terjadi jika kita mau
peduli dengan produksi Anak Negeri . #MerdekaProdukIndonesia !
Sumber :
Artikel